Pupuk Adalah – Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya

pupuk adalah

Pupuk adalah zat alami maupun buatan yang ditambahkan ke tanah atau tanaman. Tujuannya untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas lahan.

Seperti makhluk hidup lain, tanaman juga memerlukan nutrisi agar tumbuh dengan baik. Bahkan Anda bisa melihat perbedaan yang mencolok antara tumbuhan yang tercukupi nutrisinya dan yang tidak.

Tapi jenis pupuk apa yang tepat untuk tanaman Anda? Bagaimana cara memilih pupuk yang tepat? Pupuk apa yang paling baik? Temukan jawabannya melalui penjelasan berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Pupuk?

pengertian pupuk

Pupuk, baik yang berjenis alami maupun buatan, merupakan zat yang mengandung aspek-aspek yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan produktivitas lahan. 

Menggunakan pupuk dapat membantu atau meningkatkan kesuburan alami dari tanah dan juga mengganti unsur hara tanah yang hilang akibat panen di musim sebelumnya.

Pada dasarnya, tanaman akan tumbuh dengan baik ketika kesuburan tanahnya baik-baik saja. Hal tersebut terjadi karena tanah yang subur memberikan lingkungan yang seimbang untuk pertumbuhan tanaman. 

Selain itu, kualitas tanah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, selain faktor suhu, kelembaban, cahaya, dan struktur tanah itu sendiri. 

Maka dari itu, ketika kualitas atau kesuburan tanah sedang terganggu atau tidak seimbang, maka Anda perlu menambahkan nutrisi tambahan berupa pupuk untuk mendukung tumbuh kembang tanaman tersebut.

Kenapa Pupuk Penting untuk Tanaman?

manfaat pupuk untuk tanaman

Untuk menumbuhkan tanaman yang sehat dan penuh nutrisi, petani harus memastikan bahwa tanah yang digunakan adalah tanah yang sehat. 

Tanpa pupuk, alam akan kesulitan untuk menjaga keseimbangan unsur hara dan nutrisi lainnya yang ada di dalam tanah – apalagi jika tanah tersebut merupakan lahan yang sering digunakan untuk bercocok tanam. 

Manfaat dari pupuk sendiri tidak hanya dirasakan oleh tanamannya, namun juga memberi manfaat untuk manusia yang mengkonsumsinya. Tanaman yang sehat berawal dari tanah yang bisa memberikan nutrisi yang tepat. 

Panen yang sering, misalnya, membuat tanah kehilangan unsur hara dan nutrisi lainnya. Manfaat pupuk bagi tanah ini berguna untuk mengembalikan unsur-unsur yang hilang dan menyeimbangkan pH tanah. 

Perlu Anda perhatikan bahwa setiap pupuk memiliki fungsi dan kelebihan yang berbeda. Maka dari itu, pastikan Anda memahami jenis-jenis pupuk yang ada di pasaran dan fungsinya agar tidak salah pilih.

Jenis Pupuk Dibagi Menjadi Berapa?

jenis jenis pupuk organik dan anorganik

Setiap pupuk memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda. Oleh karena itu, penting sekali untuk memilih jenis pupuk yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan tanah maupun tanaman Anda.

Secara garis besar, jenis pupuk terbagi menjadi dua, yaitu pupuk organik dan anorganik. Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis pupuk yang ada di pasaran dan fungsinya secara umum untuk tanaman.

Pupuk Organik

Pupuk organik adalah tipe pupuk yang terdiri dari bahan-bahan alami. Biasanya pupuk ini terbuat dari sampah tanaman, kotoran hewan, dan juga mineral. Oleh karena itu, pupuk yang satu ini bisa dibuat di rumah. 

Namun, Anda jangan mengira bahwa menggunakan pupuk organik sama seperti membeli makanan dengan label “organik”. 

Mengingat pupuk yang satu ini tidak melewati proses yang minimal, nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak bisa dikontrol, seperti pupuk kimiawi. Pupuk organik terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1. Pupuk Kompos

Pupuk kompos adalah penyubur alami yang terbuat dari bahan-bahan organik. Sampah organik yang biasanya berupa daun-daunan, sisa sayur mentah, batang jagung, dan lain sebagainya ini bisa dibuat di mana saja. 

Agar proses penguraian terjadi lebih cepat, biasanya petani menambahkan mikroorganisme pengurai. Pupuk yang satu ini banyak diminati karena berbagai keuntungan. 

Salah satu keunggulan pupuk kompos adalah kandungan unsur makro dan mikro yang kaya sehingga memberikan nutrisi yang kaya untuk tanaman. Selain itu, unsur haranya juga mampu menetralkan mineral beracun dalam tanah, yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman.

2. Pupuk Kandang

Fertilizer alami yang satu ini berasal dari kotoran hewan. Keberadaan kotoran hewan cocok untuk menyediakan dan memelihara unsur hara pada tanah, sehingga nantinya tanaman dapat menyerap nutrisi dengan lebih optimal. 

Selain itu, pupuk yang terbuat dari kotoran hewan ini membuat tanah lebih subur dan memperbaiki struktur tanah. Pupuk kandang banyak menjadi pilihan petani karena kemampuannya menyediakan nutrisi makro dan mikro sehingga produk tanaman pun lebih sehat.

3. Humus

Humus sebenarnya adalah jenis tanah namun kandungan organiknya sangat tinggi. Oleh karena itu, jenis tanah yang satu ini cocok untuk bercocok tanam. 

Tanah humus pada dasarnya adalah habitat organisme mikro, sehingga nutrisi yang diberikan kepada tanaman pun lebih kaya. Beberapa campuran untuk membuat humus yang kaya nutrisi adalah sampah organik yang telah membusuk. 

Setelah jangka waktu tertentu, tanah yang sudah tercampur bahan-bahan alami di atas memiliki kandungan nutrisi yang kaya. Salah satu ciri-ciri tanah yang satu ini adalah warnanya yang gelap dengan bintik-bintik terang di antaranya.

Pupuk Anorganik

Berbeda dari yang organik, pupuk anorganik adalah fertilizer yang terbuat dari bahan-bahan kimia. Keberadaannya mudah ditemukan dan banyak budidaya mengaplikasikan pupuk yang satu ini.

Meskipun bernama “anorganik”, beberapa bahannya ada yang berasal dari material alam. Selain itu, pupuk ini terbentuk melalui proses ekstraksi nutrisi dari berbagai bahan dan mengkombinasikannya dengan filler kimia. Hasilnya, pupuk kimia ini memiliki output yang lebih terukur.

Berikut ini adalah beberapa macam pupuk anorganik yang tersedia di pasaran.

1. NPK (Natrium, Phospor, Kalium)

NPK terbilang sebagai jenis pupuk yang cukup populer dan sering digunakan untuk menyuburkan tanah maupun tanaman. Lalu, pupuk NPK terbuat dari apa? 

Seperti namanya, pupuk yang satu ini mengandung tiga unsur hara makro penting agar kualitas tanah terjaga dan pertumbuhan tanaman lebih optimal. Unsur-unsur tersebut adalah natrium, fosfor, dan kalium. 

Tergantung mereknya, produsen pupuk NPK biasanya menambahkan unsur hara mikro. Selain itu, bentuk pupuk ini juga beragam, mulai dari cair, pelet, briket, bubuk, hingga tablet. 

Sebelum Anda menggunakan NPK, pastikan rasio masing-masing nutrisi makronya sesuai dengan kebutuhan tanaman.

2. Urea

Apabila tanaman Anda memerlukan unsur nitrogen yang tinggi, maka Urea adalah jawabannya. Tanaman, di sisi lain, membutuhkan banyak nitrogen dalam fase pertumbuhan. 

Hal tersebut terjadi karena nitrogen yang ada pada pupuk melancarkan metabolisme tanaman. Berikut beberapa hasil yang bisa Anda lihat dengan memberikan Urea:

  • Daun lebih hijau dan tampak segar
  • Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan optimal
  • Kandungan protein pada tanaman lebih tinggi
  • Jumlah produksi dan panen juga meningkat

3. SP-36

Pupuk yang satu ini terdiri dari dua unsur utama, yaitu asam sulfat dan fosfor. Karakter SP-36 ini tidak mudah larut dalam air, sehingga reaksinya pun lambat. Maka dari itu, petani menggunakan pupuk ini ketika awal menanam atau sebagai pupuk dasar. 

Kegunaan utamanya adalah untuk meningkatkan jumlah buah pada tanaman dan menghasilkan buah yang lebih sehat. Selain itu, SP-36 membantu biji cepat terbentuk dan memperbaiki kualitasnya, sehingga hasil panen pun lebih optimal.

4. Zwavelzuur Ammonium (ZA)

Petani juga sering menggunakan pupuk ZA. Kandungan unsur hara makronya yang banyak membuat pupuk ini masuk kategori pupuk tunggal. 

Selain itu, ZA bereaksi agak lambat sehingga sebaiknya Anda mengaplikasikannya di fase awal bercocok tanam. Tidak hanya menambah unsur hara, pupuk yang satu ini membantu mencegah hama dan penyakit menyerang tanaman. 

Selain itu, hasil panen pun lebih sehat dan kualitas tanaman jauh meningkat daripada yang tidak menggunakan ZA.

5. Dolomit

Dolomite atau yang terdiri dari kapur karbonat ini memiliki kemampuan menyediakan unsur hara sekunder, yaitu Ca dan Mg. Selain itu, pupuk yang satu ini berfungsi menyeimbangkan pH tanah. 

Kandungan asam pada tanah seringkali meningkat akibat penggunaan bahan kimia yang berkepanjangan dan panen yang sering. Keberadaan Dolomit ini sangat berguna untuk mengembalikan level asam-basa tanah agar cocok untuk ditanami kembali.

6. KCl

KCl atau kalium klorida memiliki kandungan kalium yang mencapai 60 persen. Bentuknya yang serupa bubuk merah ini mudah terserap oleh tanah dan tanaman. 

Namun, tidak semua tanaman bisa menyerap kalium dengan baik. Wortel dan kentang, misalnya, menganggap kalium klorida sebagai substansi yang beracun. Nah, selain meningkatkan hasil dan kualitas panen, KCl juga memperkuat batang tanaman, tidak mudah stres, dan mencegah penyakit sejak dini.

Pupuk Organik vs Pupuk Kimia – Kelebihan dan Kekurangannya

perbedaan pupuk organik dan anorganik

Pemupukan merupakan hal penting yang tidak boleh Anda lewatkan untuk tanah yang berkualitas dan tanaman yang sehat. Tidak hanya menyediakan nutrisi untuk tanaman, salah satu kegunaan pupuk adalah untuk mencegah hama dan melawan penyakit.

Saat ini ada banyak sekali pupuk yang tersedia di pasaran. Meskipun Anda sedikit banyak sudah membaca berbagai jenis fertilizer di paragraf sebelumnya, memilih pupuk yang tepat mungkin masih agak membingungkan.

Seperti penjelasan sebelumnya, pupuk terbagi menjadi dua, yaitu pupuk alami dan pupuk kimia. Simak penjelasan berikut tentang karakteristik serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pupuk.

Kelebihan Menggunakan Pupuk Organik

Menggunakan pupuk alami memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut:

  • Struktur tanah lebih terjaga karena unsur mineralnya tinggal dan terserap dengan baik oleh tanah.
  • Ketika kualitas struktur tanah lebih baik, Anda tidak perlu menggunakan lebih banyak pupuk. Selain itu, pupuk organik biasanya bersifat slow-release sehingga pemupukannya tidak perlu terlalu sering.
  • Ramah lingkungan dan tidak beracun.
  • Meskipun Anda menggunakan banyak pupuk, organic fertilizer tidak memberikan dampak negatif bagi tanah maupun tanamannya.
  • Apabila Anda membuat pupuk organik sendiri maka Anda tidak perlu mengeluarkan uang, sehingga lebih hemat.

Kekurangan Pupuk Organik

Seperti produk lain pada umumnya, produk yang satu ini juga memiliki beberapa kekurangan yang bisa Anda pertimbangkan.

  • Pupuk organik biasanya lebih mahal daripada yang anorganik.
  • Selain itu, hasilnya muncul lebih lama karena penyerapannya juga lebih lambat daripada pupuk kimia.

Keuntungan Pemupukan dengan Pupuk Kimia

Solusi yang satu ini menjadi pilihan pembudidaya tanaman karena berbagai alasan, seperti:

  • Harganya jauh lebih murah dan tersedia di mana-mana. Selain itu, pupuk anorganik atau kimia bisa disimpan dalam waktu yang lebih lama.
  • Hasilnya juga lebih cepat terlihat karena tanah dan tanaman mudah menyerapnya.
  • Pengaplikasiannya lebih mudah dan ada banyak pilihan, sehingga Anda bisa memilih mana yang lebih cocok untuk kebutuhan tanaman.
  • Apabila Anda akan mencampur lebih dari satu macam pupuk, pupuk kimia lebih mudah dicampur, apalagi yang berbentuk cair.

Dampak Negatif Menggunakan Pupuk Kimia

Sebelum menggunakan pupuk kimia, pertani sering mempertimbangkan pemanfaatan pupuk kimia untuk budidaya tanaman, apalagi untuk jangka waktu yang lama. 

Terlepas dari keuntungan di atas, berikut ini adalah dampak negatif yang mungkin muncul karena menggunakan pupuk kimia.

  • Kandungan nutrisinya terbatas dan tidak memiliki nutrisi mikro yang kaya seperti pupuk alami.
  • Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan pupuk sintetis meningkatkan kemungkinan polusi lingkungan.
  • Terlalu banyak memberikan pupuk dapat merusak unsur hara dan mengganggu keseimbangan pH alami tanah.
  • Agar hasil cepat terlihat, pemupukan perlu dilakukan lebih sering.

Bagaimana Memilih Pupuk yang Tepat?

cara memilih pupuk

Terdapat banyak manfaat penggunaan pupuk dalam budidaya tanaman sayuran. Selain memberikan nutrisi yang tepat untuk tanaman dan membantu tanah menyerap substansi yang penting, pupuk juga mempengaruhi warna pada tanaman.

Namun, perlu Anda ingat bahwa tidak semua pupuk memiliki kualitas dan fungsi yang sama. Perhatikan beberapa cara memilih pupuk yang baik berikut ini agar tanaman Anda tumbuh dengan baik, optimal, dan bebas penyakit.

1. Perhatikan Kandungan Pupuk

Seperti membeli makanan untuk manusia, memilih pupuk untuk tanaman juga mengharuskan Anda mengecek kandungan gizinya. 

Namun untuk tanaman, Anda perlu menggarisbawahi vitamin dan mineral yang terkandung dalam pupuk sebelum menentukan akan menggunakan jenis pupuk tertentu. 

Makhluk hidup seperti tanaman memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang untuk tumbuh dengan baik.

2. Mudah Dicampur

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, Anda perlu lebih dari satu macam pupuk. Mengingat setiap pupuk memiliki manfaat dan kegunaannya masing-masing, maka jangan ragu untuk mencampur lebih dari satu pupuk. 

Misalnya, pupuk A mengandung vitamin yang tinggi namun rendah mineral, sedangkan pupuk B hadir dengan mineral yang lengkap namun rendah vitamin. Mencampur pupuk, memungkinkan tanaman mendapatkan nutrisi yang lebih lengkap dan seimbang.

3. Cek Fase Pertumbuhan Tanaman

Sebelum tanaman layak panen, mereka mengalami beberapa fase pertumbuhan. Hal ini tentu mempengaruhi pupuk yang harus Anda berikan. 

Ketika bertunas, misalnya, tanaman perlu banyak nitrogen agar fase ini menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Kemudian pada fase pembungaan, tanaman memerlukan banyak pospor agar pertumbuhan optimal dan tidak mudah rontok. 

Selain memperhatikan fase pertumbuhan, Anda juga harus memberikan pupuk sesuai takaran – perhatikan kemasan untuk informasi lengkap mengenai kandungan dan takaran.

4. Tanah Lebih Mudah Menyerap Pupuk Cair

Terlepas dari jenis pupuk yang Anda pilih, tanah lebih mudah menyerap pupuk yang berbentuk cair. Namun, jika Anda terlanjur menggunakan pupuk yang berbentuk padat maka Anda bisa mencairkannya lebih dulu.

Pupuk Kompos vs Pupuk Kimia, Mana yang Lebih Baik?

Pada akhirnya, pilihan tetap ada di tangan Anda dan tergantung preferensi serta kebutuhan menggunakan pupuk. Pupuk organik terbilang sebagai pilihan yang lebih baik untuk tanaman dan tanah untuk jangka panjang.

Namun, apabila Anda membutuhkan hasil yang lebih cepat, maka pupuk kimia merupakan pilihan yang sesuai. Selain itu, pupuk yang satu ini lebih terjangkau dan tersedia dalam jumlah yang banyak.

Tapi, ada juga dampak negatif penggunaan pupuk terutama yang berjenis anorganik. Tanah yang terlalu sering mendapat asupan pupuk kimiawi dalam jangka waktu yang lama biasanya merusak tatanan mikroorganisme pada tanah.

Selain membuat struktur tanah tidak seimbang, hal tersebut juga mengakibatkan akar tanaman menjadi mudah rusak. Apabila akar rusak maka penyerapan nutrisi pun tidak optimal.

Lebih dari apapun, pupuk adalah substansi yang penting untuk lahan dan juga tumbuhan selama Anda memberikannya dengan takaran yang tepat.

Posting Komentar untuk "Pupuk Adalah – Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya"

Iklan di sini (iklan 1)
Iklan di sini (iklan2)
Iklan di sini (iklan 3)
Iklan di sini (iklan 4)
Iklan di sini (iklan 5)